Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2019

Pantun Sumpah Pemuda

(By: Erwin Hartono) Trans metro Pekanbaru dikemudi teman Naik bus ke Tenayan Raya Anak muda milenia harus cekatan Itulah semangat  sumpah pemuda Makan lontong pecal dengan piring Di tepi Sungai Siak sambil bercanda Sumpah pemuda jadi penting Penyatu muda mudi bangsa Hari senin upacara bendera Bendera menjulang tinggi ke udara Walau Indonesia sudah merdeka Semangat sumpah pemuda terus dibina Pagi-pagi berangkat ke sekolah Ke sekolah naik sepeda Jadilah pemuda yang pantang menyerah Karena itu citra anak bangsa Ke pasar buah beli semangka Buah semangka dibelikan guru Jika kita mengaku anak Indonesia Sumpah Pemuda jadi semangat bersatu Ayam jantan ayam betina Ayam berlari mengejar bayangan Jika kita mengaku cinta Indonesia Junjunglah bahasa persatuan Jalan jalan ke sungai duku Singgah sebentar di cahaya bunda Bersekolah kita menuntut ilmu Bekal pemuda meraih cita-cita Pergi ke CBS untuk belajar Belajar untuk memperoleh ilmu Semangat sumpah pemud

Bayi Persatuan

(Karya: Erwin Hartono) Hingga saat ini kita masih saksikan pertikaian memperjuangakan peta negeri sendiri menyusun perbedaan menyusun takdir manusia sebab masing-masing kita sudah saling hujat dan benci Ke mana.....ke mana.....ke mana kesatuan itu di mana, di mana, di mana..... persatuan itu hanya kebencian, hanya caci maki yang kalian ajarkan kalian pertontonkan di media sosial tregedi negeri abad ini masuki gerimis oktober solusi persatuan itu kita pahat jadi ukiran indah yang takkan terhapus tentang konsep persatuan tentang dasar kesatuan persatuan dan kesatuan Hari ini, menuju Indonesia bersatu majulah Indonesia lewat rajutan menawan kelahiran bayi persatuan berbagai bentuk perbedaaan kembali rujuk dalam wadah sumpah pemuda. Pekanbaru, 14 Oktober 2019

Atas Nama Persatuan

(Karya: Erwin Hartono) Musim berganti Oktober detik, jam dan tanggal sampai hitungan 28 sebuah persatuan itu terucap kita bagun dari perbedaan suku, agama, dan bahasa sebuah momentum Oktober yang sudah 91 tahun diperingati persatuan itu persatuan yang terus dibina haruskah kita rusak hanya demi sebuah kepentingan Demi politik orang mengatasnamakan persatuan demi jabatan eksekutif orang membawa nama persatuan jubah persatuan terlalu gampangan dijual banyak yang jadi pahlawan persatuan di negara kesatuan Republik Indonesia bahwa persatuan itu bukan untuk diucap persatuan itu bukan hanya simbol bukan patung atau monumen tanpa makna persatuan itu menumental puncak marwah bersama atas nama persatuan dan kesatuan.                 Pekanbaru, 14 Oktober 2019

Anak Zaman Sumpah Pemuda

(Karya: Erwin Hartono) Desing semangat sumpah pemuda itu kembali kita peringati dengan aksara tanpa kata Di sana, kuukir senja untuk republik ini kuberi pelangi pada cakrawalanya dengan bulan dan bintang mengihiasi sambil kuselipkan kertas perdamaian walau dalam mimpiku perjuangan itu belum tuntas Siapakah lagi yang akan melukisnya sesuai keindahan hati masing-masing siapakah lagi yang memahatkannya di sanubari anak bangsa Pemuda yang dulu tegar memperjuangkan persatuan ini tak membuat rakitan malapetaka dikeheningan bungkusan perdamaian dalam sukacita kita menyatukan aksara yang kerap disalahtafsirkan sebab sumpah pemuda itu masih tetap berkumandang saat ini walau perbedaan itu kerap berubah warna jangan jadi perpecahan pemuda adalah pemersatu ujung tombak persatuan.                         Pekanbaru, 14 Oktober 2019

Tembok Berlin Baru Negeriku

(Karya: Erwin Hartono) Berapa panjang lagi kisah pilu yang menghantam nurani kemanusiaan sementara hari semakin uzur menapaki usia senja sebab luka sudah terlalu lama menganga mengeluarkan air mata dan darah Sudahkah republik ini aman dari pertikaian padahal tenaga kita semakin berkurang di dalam membangun monumen kesetiaan ikrar kebersamaan yang kerap kita bunyikan rontok di makan hari-hari yang semakin tua Bahkan tembok berlin baru terbangun di wajah Indonesia sungguh rentan persatuan itu menunggu waktu seberapa lama lagi luka itu sembuh dan mengering dari bermacam konflik bermacam perbedaan walau berbeda tetap satu jua.             Pekanbaru, 14 Oktober 2019

53 Tahun Gereja Kalam Kudus

(Karya: Erwin Hartono) Lukisan indah di dinding gerejaku dengan ukiran ayat alkitab tergores untuk diingat dan dilakukan sepanjang sejarah jadi arah hidup Ketika kita berlari di tepian zaman bernyanyi di ujung dunia berdiri di tengah-tengah matahari melewati badai topan melewati gelombang tinggi mampu melihat sesuatu yang tak terlihat memikirkan semua yang tak terpikirkan mencari yang tidak ada, menjadi ada bertanya yang tidak tahu, menjadi tahu menyentuh yang tak tersentuh Tuhanku........hadir di sini Sandiwara dan drama yang tidak tahu kapan akan berakhir bingung dengan senyum dan air mata merasuk ke dalam hati keluar meluap di tengah samudera menembus dinding-dinding kehampaan yang tidak dapat dijelaskan meremukkan keegoisan angkara murka membakar kesombongan yang melekat membinasakan hati yang pahit dan gelap bersaat teduh di Gereja Kalam Kudus jadi obat Gereja Kalam Kudus Pekanbaru adalah penjelmaan tubuh Kristus jadi tempat bernaung melewati segala