Langsung ke konten utama

Editorial Harian Detil, 22 April 2013

Pelaksanaan UN Harus Dievaluasi

Ujian Nasional (UN) menjadi sebuah harga taruhan dalam dunia pendidikan atas lulus tidaknya siswa selama tiga tahun belajar di bangku SMP. Patokan UN di dalam kelulusan ini juga membawa untaian panjang masalah selama ini atas carut marutnya dunia pendidikan di Indonesia.

Selama penyelenggaraan UN atau dulu disebut Ebtanas, belum pernah terjadi tanpa kontroversi. Berita tentang soal UN bocor sudah menjadi konsumsi publik. Setiap lembaga les dan sejenisnya mencari bocoran soal untuk dibahas siswanya sehingga bisa lulus dengan nilai terbaik.

Disinyalir banyak lembaga les mampu merogoh koceknya untuk membeli bocoran soal UN demi mencari popularitas dan diminati. Tingkat kelulusan menjadikan lembaga les berlomba mencari bocoran, sebab semakin baik nilai siswa lesnya tentu saja semakin dipercaya dan banyak murid lesnya.

Anehnya persoalan UN ini bukan hanya sampai di tempat les. Pemerintah kabupaten dan provinsi juga mempolitisinya sebagai sebuah kebanggaan bila daerahnya lulus seratus persen dalam UN ini. Pejabat yang bersangkutan dikaitkan dengan kesuksesannya di dalam menciptakan SDM yang handal dengan lulus seratus persen. Ukuran kelulusan menjadi sebuah kebanggaan dalam pemerintahan.

Di tengah-tengah penilaian tersebut seputar UN yang carut marut di negeri ini juga banyak kalangan yang berkomentar UN hanya sebuah prestise saja tanpa memikirkan dampaknya. Banyak kalangan  meragukan ukuran keberhasilan pendidikan di patok pada UN ini. Bahkan para pengamat pendidikan banyak yang berpendapat UN dihapuskan saja.

Opini ini bukan tanpa alasan. Coba kita lihat pelakasanaan UN selama ini. Penyelenggaraaan UN tidak pernah tanpa kontroversi. Berkaca pada pelaksanaan UN SMA yang baru saja selesai begitu tak karuannya.

Banyak pengepakan dan pendistribusian soal yang kacau. Banyak sekolah yang harus menunda UN. Selain itu juga banyak sekolah yang terpaksa mengkopi soal-soal karena tidak cukup.

Pertanyaannya, apakah soal UN itu rahasia lagi? Sebab bagaimana mungkin soal UN yang dikatakan barang negara yang sangat rahasia tetapi difoto kopi. Bagaimana mungkin soal UN yang katanya terjamin kerahasiaannya kalau pengepakannya saja tidak beres karena banyak sampul soal yang rusak.

Yang jelas, hari ini, Senin (22/4) seluruh siswa SMP di Indonesia akan melangsungkan UN secara serentak. Sebanyak 92.819 siswa SMP Sederajat di Riau mengikuti UN. Harapan kita tentunya, UN SMP lancar karena sudah terlajur masih digelarnya UN ini. Ke depan, UN hendaknya ditinjau lagi dari sisi manfaat sebenarnya. ***

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teks Eksposisi

  Tema teks: Lingkungan Bagian Tesis: Musim panas yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia. Seperti kita ketahui sudah berlangsung cukup lama. Kondisi ini tidak hanya menimbulkan efek kekeringan air. Namun sebagian besar wilayah di Sumatra dan Kalimantan mengalami kebakaran hutan. Kondisi masyarakat disana hingga saat ini dapat dikatakan memprihatinkan. Kebakaran hutan yang terjadi berdampak pada munculnya fenomena kabut asap. Kita menyaksikan banyak warga yang harus berhenti beraktivitas. Ini terjadi karena kabut asap sudah sangat mengganggu. Jika terus dibiarkan akan berdampak kurang baik untuk kesehatan warga.   Argumentasi: Berdasarkan informasi di lapangan saat ini. Titik api terutama untuk wilayah Sumatera. Khususnya di daerah Riau sudah cukup banyak. Penyebab kebakaran hutan ini belum dapat diidentifikasi. Namun kita juga perlu waspada karena kejadian ini terus-menerus berulang setiap tahun. Di Sumatra sendiri ditemukan beberapa titik api yang hingga kini su...

Infografis Sekolahku Bersih

Infografis (Karya: Artika/kelas 6C)  

Puisi dan Parafrasa

Nelayan Nelayan setiap hari kau pergi Ke laut untuk mencari ikan Untuk memenuhi kebutuhan keluarga Walau ada badai dahsyat kau tak peduli. Bentuk Parafrase puisi ke prosa: Nelayan setiap hari pergi ke laut untuk mencari ikan tanpa kenal lelah. Dia melakukan untuk memenuhi kebutuhan keluarga di rumah yang selalu menanti dengan penuh kecemasan.Walau ada badai dahsyat yang menerpa, namun dia tetap tak peduli demi kelangsungan hidup sehari-hari. =================================== Tangisan Air mata Bunda Dalam Senyum kau sembunyikan letihmu Derita kala siang dan malam menimpamu tak sedetik pun menghentikan langkahmu Untuk bisa Memberi harapan baru bagiku Bentuk Parafrase puisi ke prosa: Ibu tetap tersenyum walaupun dalam kondisi letih. Meskipun bekerja keras ketika siang dan malam, tidak pernah sedetik saja ia menyerah. Untuk tetap bisa memberikan harapan baru bagi anaknya.