Valentine Setiap
Hari
1 Yohanes 4:7-12 Saudara-saudaraku yang
kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah dan
setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barang siapa
tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. Dalam hal
ini kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah
mengutus anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya.
Inilah kasih itu; bukan kita yang telah
mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus
anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.
Saudara-saudara yang kekasihi, jikalau
Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi. Tidak
ada seorang pun yang pernah melihat Allah jika kita tidak saling mengasihi,
Allah tetap di dalam kita dan kasih-Nya sempurna di dalam kita.
Hari valentine menjadi sebuah hari yang
digunakan anak-anak muda untuk mengungkapkan kasihnya kepada pasangannya.
Terkadang hari ini dijadikan momen untuk menyatakan kasih dan sayangnya kepada
para pasangannya.
Selain itu juga, valentine atau hari
kasih sayang ini juga tidak ketinggalan dimanfaatkan oleh orang yang sudah
berkeluarga dan orang tua. Sebab momen ini dianggap paling tepat menyampaikan
kasihnya kepada pasangannya. Terkadang kita menerima kartu ucapan berbentuk
hati berwarna merah yang kadang-kadang disertai coklat dan bunga. Peristiwa
pemberian ini bertepatan di hari kasih sayang sangatlah istimewa.
Tidak salah jika banyak kalangan muda
sangat menunggu hari ini untuk mengungkapkan segala rasa hatinya. Apalagi kalau
kita menyempatkan diri memberikan hadiah di hari kasih sayang kepada kedua
orang tua atau kepada saudara-saudara kita. Sebab hari kasih sayang sebenarnya
bukan hanya diukur oleh pasangan muda yang sedang mencari jati diri dan
pasangannya.
Apalah arti sebuah kartu atau coklat dan
bunga sebagai simbol menyatakan kasih. Hal ini kadang membuat banyak orang
terjebak dan iri ketika ada di antara teman kita yang tidak mendapatkan hal yang
sama di hari kasih sayang. Sebut saja si Rita tidak mendapatkan bunga atau
kartu ucapan pada hari kasih sayang ini. Apakah si Rita dikatakan bernasib sial
tidak ada yang mengasihinya?
Dunia ini diukur dari sebuah
pengungkapan benda. Terkadang kita larut memaknai kasih sayang itu, sehingga
menyimpang. Kita mengatakan mengasihi teman-teman kita dalam acara pesta di
kafe hingga mabuk.
Kita bahkan terkadang mengatakan
menghargai kawan dengan mengikuti kemauannya yang sudah kelewat batas. Kita
tidak berani menolak sebagai ungkapan kasihnya hingga pada perbuatan yang di
luar batas pergaulan yang benar.
Kita membiarkan diri kita dirusak hanya
karena mengasihi kekasih kita. Apakah dengan membiarkan diri dirusak berarti
kita juga sudah mengungkapkan kasih kepadanya. Atau sebaliknya, karena kita
membiarkannya membuat dia dan kita malah berdosa.
Teman-teman di kantor atau instansi
pemerintah ada yang menjadi pimpinan. Terus kita membiarkannya terjerumus dalam
perbuatan korupsinya. Bahkan kita ikut menikmati dan berbagi hasil korupsi
dengannya.
Kita tidak juga menegurnya walaupun
sudah jelas-jelas perbuatan itu sudah sangat menyimpang dari ajaran Kristen,
tetapi karena dia atasan kita dan kita mengasihinya malah membiarkannya terus.
Bahkan kita mencari keuntungan dari perbuatan korupsi yang dilakukannya itu.
Apakah ini kasih yang sesunggunya dengan
membiarkan teman-teman kita terjebak di bar dengan minuman keras. Kita malah
ikut larut dalam bar kehidupan malam yang memabukkan itu. Bahkan kita sendiri
melibatkan diri hingga jauh membuatnya lupa untuk berhenti.
Sebab masih ada dipikiran kemanusiaan
kita, bahwa kalau menegur teman, sahabat, atau kekasih itu nanti mereka
tersinggung sehingga persahabatan atau jalinan kasih putus. Apakah dengan
membiarkannya terjerumus atau kita ikut terjerumus menandakan kasih yang
sesungguhnya.
Lebih baik kita menegur kalau memang
teman kita atau sahabat bahkan kekasih kita menyimpang dari hidup yang benar.
Kalau toh mereka marah, suatu saat mereka akan sadar bahwa teguran kita itu menyelamatkan
dia, Teguran kita itu membuktikan bahwa kita kasih kepadanya.
Bagaimana kita bisa mengatakan kasih dengan
membiarkan teman kita korupsi dan kita malah ikut di dalamnya. Kalaupun kita
tegur dan mendapat murka darinya yang jelas sahabat kita bisa selamat, baik
dari jerat hukum maupun dari dosa.
Saya sendiri tidak pernah mementingkan
hari kasih sayang. Sebab sesungguhnya ada seseorang yang secara diam-diam
mengasihi saya, bukan lewat ungkapan setangakai bunga dan coklat. Namun kasih
yang ditunjukkannya melebihi semuanya itu.
Coklat dan setangkai bunga bisa habis.
Bunga bisa layu kalau dipetik. Ucapan juga bisa luntur terkadang di makan usia.
Kata-kata kasih yang diucapkan terkadang sebatas hari saat diucapkan saja setelah
itu lebih banyak menyakitkannya. Sebab kita belum bisa memaknai kasih yang
sesungguhnya.
Kasih kalangan muda terkadang hanya
mengumbar nafsu dan keinginan daging. Kasih yang ditunjukkan juga sebatas ujung
lidah saja. Sebab banyak kita lihat, baik kalangan muda dengan kekasihnya cekcok,
padahal mereka belum menjadi suami istri.
Banyak juga kita jumpai pasangan
suami-istri yang setiap hari cekcok dan ribut bahkan sampai mengambil langkah
perceraian. Pada hal dulunya mereka mengatakan saling mengasihi. Bahkan
sampai-sampai dikatakan bahwa mereka tidak bisa dipisahkan lagi.
Apa yang terjadi sehubungan dengan waktu
yang berjalan. Kenapa mereka dengan cepat mengatakan membenci pasangannya itu
padahal dulu dikatakan sangat mengasihi. Persoalannya karena mereka tidak
mengerti dengan sesungguhnya kasih itu.
Coba bayangkan betapa Allah mengasihi
umat manusia tidak pernah memberikan kartu kepada kita atau untaian bunga dan
coklat. Allah yang sejati yang menyatakan dirinya melalui Alkitab tidak hanya
memberikan firman-firman tanpa bukti.
Dia bukan hanya berbicara tentang kasih.
Dia memberikan diri-Nya sendiri melalui Yesus Kristus, sebagai bukti kasih-Nya
kepada manusia.
Dia rela untuk mati setelah menempuh
sengsara penyaliban yang mengerikan demi menebus kita dari dosa dan
memperdamaiakan kita dengan Allah. Dia melakukannya karena Dia sendirilah kasih
itu.
Kasih Allah akan menggerakkan kita untuk
mengasihi sesama. Kita akan seperti sebuah gelas kosong yang terus menerus
diisi dengan air sampai penuh dan meluap sehingga orang-orang disekeliling kita
akan merasakan kasih itu.
Bagaimana kita mengungkapkan kasih Allah
kepada orang-orang yang kita kasihi. Sebagai anak-anak Tuhan hendaknya kita
menularkan kasih Allah yang sesungguhnya, di mana kita dengan rela memberikan
yang terbaik buat orang lain sebagai bukti kasih yang sesungguhnya. Kita rela
berkorban demi sebuah kasih yang sebenarnya. Kasih bukan mencari keuntungan dan
kenikmatan semata. Kasih adalah ujian dalam menempuh hidup yang sesungguhnya
untuk tetap setia kepada Yesus dan menebar kasih setiap detik hidup kita kepada
orang lain. Selamat hari Minggu dan Tuhan memberkati.***
Erwin Hartono, S.Pd
Pendidik di Yayasan Kalam Kudus
Pekanbaru dan Anggota HKBP Sukajadi
Komentar
Posting Komentar