Berebut dengan Tikus
(Karya: Erwin Hartono)
Dari
sudut toko ini aku melihat di luar sedang hujan rintik-rintik. Agaknya hujan
ini sudah lama turunnya, sebab di depan toko ini air menggenang hampir menutup
jalan aspal. Sejenak aku berdiam mengawasi ke seluruh deretan toko. Hanya sepi
yang terlihat.
Seakan
hujan ini belum juga akan berhenti. Kuambil inisiatif untuk menutupnya. Sebab
sebagian toko sudah tutup, pada hal baru saja pukul 18.30 WIB. Biasanya
toko-toko di kawasan pasar ini tutupnya sekitar pukul 21.00 WIB.
Ketika
aku hendak menutup gerbang toko ini, tiba-tiba bola mataku melalak melihat ke
sebuah emperan toko yang masih kosong karena belum dihuni. Di sana seorang ibu
dengan kedua anaknya sedang berteduh.
Ibu itu
sedang menidurkan anaknya yang masih kecil dalam gendongannya. Dia mendekap dan
berusaha tidak memberi kesempatan kepada dinginnya malam ini apalagi dalam
suasana hujan seperti ini. Betapa kasih sayangnya membuat si anak diam tanpa
bergerak.
Sementara
anaknya yang lain yang menurut perkiraanku berumur tidak lebih dari lima tahun
tengah asyik membuka-buka bungkusan. Anehnya setiap bungkusan yang dibukanya
tidak ada apa-apa. Hingga akhirnya pada bungkusan yang terakhir, agak lama
dipandangnya, tetap sama tidak ada isinya.
Setelah
seluruh bungkusan dibuangnya semua, anak itu kembali ke sisi kanan ibunya dan
berusaha menyembunyikan tubuhnya di samping ibunya untuk memperoleh kehangatan.
Terlihat tangan si ibu membelai kepala si anak. Dengan lembut diusapnya kepala
anak itu.
Tubuh
si anak semakin bergetar, sementara tangan-tangan kurus milik si ibu berusaha
memberikan kehangatan dan ketenangan. Lalu ibu itu mengeluarkan sebuah
bungkusan dari plastik kresek yang bertulis KFC. Kotak pembungkus KFC itu
diserahkannya kepada anaknya yang semakin menggigil kedinginan sambil menahan
lapar.
Mataku
ingin keluar dari kelopaknya melihat peristiwa tersebut. Hatiku seolah tersayat
oleh silet. Kucoba mengucek-nguceknya, tetapi tetap tidak berubah. Anak itu
memakan kotak bungkusan KFC yang kosong itu.
Dia
memakan tepat pada lukisan yang ada ayam dan nasinya. Kotak bungkusan KFC itu
habis dilahapnya. Ibunya hanya bisa tersenyum sambil di bola matanya buliran
air telah membasahi pipinya yang lonjong.
Dari
kejauhan, aku hanya bisa berdiri, mematung melihat tragedi. Kebodohan membuatku
berdiam terpaku, seperti menyaksikan kejuaran tinju dunia, Chris Jhon.
Beberapa
ekor kucing dan tikus keluar dari selokan mencari makan tanpa menghiraukan tragedi
kehidupan di depan mataku. Tikus-tikus selokan itu begitu gemuknya, sangat
berbeda nasib dengan anak dan ibunya yang sedang berteduh di emper toko yang
masih kosong itu.
Tikus-tikus
itu tidak peduli dengan kehadiran kucing. Bahkan kucing yang ikut berebut
makanan dari tong sampah dengan tikus tidak bisa berbuat banyak. Kucing tidak
lagi menjadi musuh nomor satu bagi tikus. Kalau menyangkut persoalan perut
sepertinya nyali akan tumbuh.
Anak bersama
ibunya ini ternyata sama dengan diriku sedang menyaksikan ulah si tikus dan
kucing. Di wajah dan tatap mata anak itu menggambarkan keirian ingin berebut
makanan basi dan sisa-sisa di tong sampah.
Nurani
kemanusiaannya membuat si anak hanya mampu menelan air liur. Tetapi itu tidak
membuatnya berdiam diri. Semakin dia memandang tikus-tikus yang berebut makanan
bersama kucing di balik tong sampah membuat air liurnya menetes deras.
Dia
terlihat semakin melototkan mata ke arah tong sampah, tempat tikus-tikus dan
kucing berebut makanan. Seolah berusaha membunuh sifat kemanusiaannya. Dari
sini terlihat matanya semakin ingin ke luar memperhatikan ulah tikus yang
berebut makanan sisa.
Sejurus
kemudian, si anak sudah berada di balik tong sampah. Kehadiran anak ini
mengusik tikus dan kucing. Kini anak itu menjadi penguasa tunggal dan berusaha
meraih makanan sisa yang terdapat di tong sampah.
Makanan
sisa itu langsung dilahapnya tanpa kenal jijik. Pada hal makan sisa di tong
sampah itu sudah bercampur lumpur dan kotoran. Sementara ibunya tidak bisa
berbuat banyak dan hanya diam mengawasi dari tempat duduknya.
Setelah
puas mencari makanan sisa dari balik tong sampah itu, anak itu mendekati ibunya
dan membaringkan tubuh kecil dan kurus kerempeng itu dipangkuan ibunya. Tidak
berapa lama, dia sudah pulas.
Setelah
menidurkan anak sulungnya, sesekali si ibu melirik ke dalam gendongannya untuk
melihat kondisi anak bayinya yang baru berumur tiga bulan. Setelah ditatapnya
dalam-dalam, anak bayinya masih tenang di dalam gendongan. Lalu membaringkan
anak bungsunya itu di lantai teras toko itu.
“Gila
betul ibu, itu,” gumam hatiku dari seberang toko.
“Bukankah
lantai semen itu dingin sekali, apalagi sedang hujan seperti ini.”
Ibu itu
berlalu meninggalkan anak-anaknya menuju arah tong sampah, seolah mencari
sesuatu di sana. Apakah dia mencari makanan sisa seperti anaknya tadi. Mungkin
akan diberinya kepada anak bayinya itu kalau sudah bangun.
Ternyata
dia hanya membawa kardus sebesar bayinya. Setalah dibukanya kardus itu, lalu
bayinya dimasukkan. Sambil menangis, lengan si anak dilipatnya. Dan mulailah
buliran air dari matanya cukup deras membasahi pipi si ibu yang kurus itu.
Dari
tempatku berdiri ini jelas kulihat wajah si ibu ini sebenarnya dulu berparas
cantik. Karena gurat-gurat kecantikkannya masih jelas terlihat dari sini.
Mataku
berusaha menyelidik perbuatan ibu ini. Sambil menduga-duga, kutatap tajam ke arah
mereka. Anak bayinya itu sama sekali tidak bergerak. Lama juga aku memfokuskan
tatapan ke arah bayi itu. Sama sekali tidak kulihat nafas turun naik dari
tangan yang dilipat ibunya di atas perut si bayi.
“Apakah
bayi itu meninggal. Iya, bayi digedongan si ibu tadi meninggal karena kelaparan.”
Kini
air mataku mulai menetes. Betapa bodohnya, aku hanya mampu berdiri diam di sini
menyaksikan semua itu.
“Betapa
tololnya aku, kalau saja tadi kuberi nasi atau susu sekedarnya kepada bayi itu,
mungkisan saja bisa selamat. Pada hal toko pamanku ini menjual keperluan pokok
rumah tangga, mulai beras hingga susu.”
“Kalau tadi kuambil dan berikan kepada ibu itu, tentu
kejadiannya tidak seperti ini. Toh kalau kuambil sekaleng susu, pamanku tak
akan tahu. Oh, aku menyesal sekali sekarang. Kenapa hanya bisa menonton anak
yang berebut makan dengan tikus, sementara rasa kemanusiaanku sudah mati
bersama
Biodata Penulis
Nama : Erwin Hartono, S.Pd
Tempat, tanggal lahir : Pekanbaru, 4 Desember 1975
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jalan Garuda, No.42 Labuh Baru Timur, Pekanbaru
Tlp/HP : 08127647726
e-mail : erwinhartono35@yahoo.com
Pengalaman Kerja
1. Tahun 2000 menjadi wartawan Riau Mandiri (sekarang Haluan Riau), Menjadi Kepala Pusat Pendidikan Penelitian dan Pengembangan Harian Riau Mandiri
2. Sejak tahun 2002 hingga saat ini menjadi Guru SD di Yayasan Kalam Kudus Pekanbaru
3. Tahun 2003 Guru Ekskul Jurnalistik SMA Kalam Kudus Pekanbaru
4. Tahun 2003 hingga awal 2005 menjadi Wakil Redaktur Pelaksana (Waredpel) harian Riau Express
5. Tahun 2005 menjadi Kabiro Riau Mandiri di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil)
6. Tahun 2007 menjadi Redaktur Harian Metro Riau
7. Tahun 2008 menjadi wartawan/redaktur Surat Kabar Mingguan Sinar
8. Tahun 2011 menjadi Redaktur Harian Berita Terkini (Better)
9. Tahun 2012 menjadi Redaktur Harian Detil (Yube Media Group)
10. Tahun 2013-2016 menjadi Dosen Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi Persada Bunda
11. Tahun 2013 Asisten/Wakil Kepala SD Kalam Kudus Pekanbaru Bidang Sarana dan Prasarana
12. Tahun 2014 – sekarang menjadi Wakil Pimpinan Redaksi (Wapimred) bidikberita.com
13. Tahun 2017 menjadi Wakil Pimpinan Redaksi (Wapimred) selasihtv.com
14. Tahun 2017 – sekarang menjadi Asisten/Wakil Kepala SD Kalam Kudus Pekanbaru Bidang Kesiswaan
15. Tahun 2016 – 2018 Pelatih / pembimbing sastra teater dibeberapa sekolah
Karya Buku
1. Antologi Puisi “Lima Wajah” (Unri Press 2002)
2. Antologi Cerpen “Terbang Malam” (Yayasan Sagang, Pekanbaru 2002)
3. Antologi Puisi Rohani (Tirta Kencana 2004)
4. Penyusun Buku Kumpulan Puisi “Kemilau Emas di Bangku Sekolah” (Yayasan Kalam Kudus Indonesia 2006)
5. Penyusun Buku Antologi Cerita dan Puisi “Fajar Gemilang di Bangku Sekolah” (Yayasan Kalam Kudus
Indonesia 2007)
6. Penyusun Buku Antologi Cerita dan Puisi “Mutiara Berkilau Terangi Masa Depan” (Yayasan Kalam Kudus
Indonesia 2008)
7. Penyusun Buku Antologi Cerita dan Puisi “Pelangi di Tengah Hutan Pendidikan” (Yayasan Kalam Kudus
Indonesia 2009)
8. Penyusun Buku Antologi Cerita dan Puisi “Mentari Masa Depan” (Yayasan Kalam Kudus Indonesia 2010)
9. Penyusun Buku Antologi Cerita dan Puisi “Bintang Harapan Bangsa” (Yayasan Kalam Kudus Indonesia 2011)
10. Penyusun Buku Antologi Cerita dan Puisi “Tiga Matahari dalam Satu Masa” (Yayasan Kalam Kudus Indonesia
2012)
11. Penyusun Buku Antologi Cerita dan Puisi “Pahlawan Alam Menggapai Bintang” (Yayasan Kalam Kudus
Indonesia 2013)
12. Antologi Cerpen “100 Tahun Cerpen Riau” (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintah Provinsi Riau 2014)
Editor Buku dan Pengisi Kolom
1. “Etnis Cina: Antara Mengangkat Batang Terendam dan Lahan Pemerasan” (Nyoto, Unilak Press 2002)
2. “Rekonstruksi Problematika Minoritas Tionghoa di Indonesia: Berbagai Kasus, Inpres, Keppres, Undang-undang
dan Peraturan Diskriminasi” (Nyoto, Unri Press 2002)
3. “Si Anak Tiri Republik: Fenomena Kehidupan Sosial Politik” (Nyoto, Unri Press 2005)
4. Pengisi kolom pada rubrik religi di Harian Metro Riau sejak 2009-2014.
Biodata Penulis
Nama : Erwin Hartono, S.Pd
Tempat, tanggal lahir : Pekanbaru, 4 Desember 1975
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jalan Garuda, No.42 Labuh Baru Timur, Pekanbaru
Tlp/HP : 08127647726
e-mail : erwinhartono35@yahoo.com
Pengalaman Kerja
1. Tahun 2000 menjadi wartawan Riau Mandiri (sekarang Haluan Riau), Menjadi Kepala Pusat Pendidikan Penelitian dan Pengembangan Harian Riau Mandiri
2. Sejak tahun 2002 hingga saat ini menjadi Guru SD di Yayasan Kalam Kudus Pekanbaru
3. Tahun 2003 Guru Ekskul Jurnalistik SMA Kalam Kudus Pekanbaru
4. Tahun 2003 hingga awal 2005 menjadi Wakil Redaktur Pelaksana (Waredpel) harian Riau Express
5. Tahun 2005 menjadi Kabiro Riau Mandiri di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil)
6. Tahun 2007 menjadi Redaktur Harian Metro Riau
7. Tahun 2008 menjadi wartawan/redaktur Surat Kabar Mingguan Sinar
8. Tahun 2011 menjadi Redaktur Harian Berita Terkini (Better)
9. Tahun 2012 menjadi Redaktur Harian Detil (Yube Media Group)
10. Tahun 2013-2016 menjadi Dosen Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi Persada Bunda
11. Tahun 2013 Asisten/Wakil Kepala SD Kalam Kudus Pekanbaru Bidang Sarana dan Prasarana
12. Tahun 2014 – sekarang menjadi Wakil Pimpinan Redaksi (Wapimred) bidikberita.com
13. Tahun 2017 menjadi Wakil Pimpinan Redaksi (Wapimred) selasihtv.com
14. Tahun 2017 – sekarang menjadi Asisten/Wakil Kepala SD Kalam Kudus Pekanbaru Bidang Kesiswaan
15. Tahun 2016 – 2018 Pelatih / pembimbing sastra teater dibeberapa sekolah
Karya Buku
1. Antologi Puisi “Lima Wajah” (Unri Press 2002)
2. Antologi Cerpen “Terbang Malam” (Yayasan Sagang, Pekanbaru 2002)
3. Antologi Puisi Rohani (Tirta Kencana 2004)
4. Penyusun Buku Kumpulan Puisi “Kemilau Emas di Bangku Sekolah” (Yayasan Kalam Kudus Indonesia 2006)
5. Penyusun Buku Antologi Cerita dan Puisi “Fajar Gemilang di Bangku Sekolah” (Yayasan Kalam Kudus
Indonesia 2007)
6. Penyusun Buku Antologi Cerita dan Puisi “Mutiara Berkilau Terangi Masa Depan” (Yayasan Kalam Kudus
Indonesia 2008)
7. Penyusun Buku Antologi Cerita dan Puisi “Pelangi di Tengah Hutan Pendidikan” (Yayasan Kalam Kudus
Indonesia 2009)
8. Penyusun Buku Antologi Cerita dan Puisi “Mentari Masa Depan” (Yayasan Kalam Kudus Indonesia 2010)
9. Penyusun Buku Antologi Cerita dan Puisi “Bintang Harapan Bangsa” (Yayasan Kalam Kudus Indonesia 2011)
10. Penyusun Buku Antologi Cerita dan Puisi “Tiga Matahari dalam Satu Masa” (Yayasan Kalam Kudus Indonesia
2012)
11. Penyusun Buku Antologi Cerita dan Puisi “Pahlawan Alam Menggapai Bintang” (Yayasan Kalam Kudus
Indonesia 2013)
12. Antologi Cerpen “100 Tahun Cerpen Riau” (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintah Provinsi Riau 2014)
Editor Buku dan Pengisi Kolom
1. “Etnis Cina: Antara Mengangkat Batang Terendam dan Lahan Pemerasan” (Nyoto, Unilak Press 2002)
2. “Rekonstruksi Problematika Minoritas Tionghoa di Indonesia: Berbagai Kasus, Inpres, Keppres, Undang-undang
dan Peraturan Diskriminasi” (Nyoto, Unri Press 2002)
3. “Si Anak Tiri Republik: Fenomena Kehidupan Sosial Politik” (Nyoto, Unri Press 2005)
4. Pengisi kolom pada rubrik religi di Harian Metro Riau sejak 2009-2014.
Komentar
Posting Komentar