Langsung ke konten utama

Zona Aman

Artikel Mimbar Minggu di Metro Riau, Minggu 18 Desember 2011





(Sempena Hari Natal 25 Desember 2011 dan Tahun Baru 2012)
 
Yohanes 10:10-11 “pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan. Aku datang supaya mereka mempunyai hidup dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya.
Perayaan Natal dan tahun baru sebentar lagi menyapa kita. Ritual Natal, sudah merupakan tradisi umat Nasrani merayakan kelahiran Yesus Kristus. Beragam bentuk penampilan dalam perayaan Natal dilakukan, mulai dari drama Natal, opera, pembacaan puisi, menyanyikan lagu pujian, menampilkan tarian dan lain sebagainya. Seluruh acara larut dalam tema Natal. Kejadian ini sudah biasa dan terus berulang.
Hal yang menarik dari peristiwa kelahiran Yesus ini, di mana gereja setiap mendekati hari Natal selalu dipadati jemaat. Bahkan pada puncak perayaannya, pihak gereja sampai memasang tenda dan menyewa kursi tambahan yang dipasang di halaman gereja. Hal ini karena gedung gereja tak mampu menampung membludaknya jemaat yang hendak merayakan Natal. Kejadian ini sudah biasa dan terus berulang.
Peristiwa lahirnya Yesus Kristus yang diperingati sebagai hari Natal, bagi sebagian orang menjadi sebuah keberuntungan. Pengerajin aksesoris pohon natal, pedagang aneka kue, hingga persoalan kenaikan omset pedagang pakaian pun telah diuntungkan dari adanya perayaan ini. Kejadian ini sudah biasa dan terus berulang.
Natal menjadi cara orang saling bermaafan. Hingga akhir tahun atau tutup tahun, perayaan Natal berlangsung. Pada hakekatnya, keluarga Nasrani berkesempatan saling bermaafan. Bahkan di malam tahun baru segala bentuk perenungan kembali diingat untuk menimbulkan kenangan tersendiri. Anak-anak bergilir meminta maaf dan orang tua saling menguatkan hingga terkadang larut dalam tangis. Kejadian ini juga sudah biasa dan terus berulang.
Terkadang kita memilih “zona aman.” Kita memilih ikut-ikutan daripada dikatakan tidak jelas agamanya. Orang mengisi acara Natal dengan beragam pertunjukkan, kita ikutan mengisi acara, walau hanya sebagai peserta pada paduan suara yang berjumlah puluhan orang ini. Daripada tidak ikut sama sekali, mendingan ikut mengambil bagian di koor ini.
Zona aman, itu jadi kiblat yang tak terelakkan. Orang beramai-ramai ke gereja merayakan kelahiran Yesus, kita pun ikutan meramaikannya pada barisan tempat duduk di gedung gereja. Sebagai penganut “gereja musiman,” banyak di antara kita yang hanya pergi ke geraja pada bulan Desember saja. Sementara pada hari dan bulan-bulan lainnya, kita cuma berdiam diri di rumah, malas beribadah ke gereja. Toh tidak salah bila kita ikut merayakan Natal menjadi konsep sekali setahun masuk dalam gereja.
Beragam zona aman semakin menggejala, ini kesempatan di dalam bermaaf-maafan. Meminta maaf dan saling menerima maaf merupakan kesempatan. Apalagi kalau di antara kita sering membuat orang tua atau sanak saudara kesal. Ini kesempatan meminta maaf dan saling teguran dengan saudara-saudara yang selama ini kita cuekin.
Tidak jarang zona aman ini dimaanfaatkan untuk mendapatkan baju baru dan aneka makanan dan minuman. Tentu saja sebagai anak, kita mendapat jatah baju baru dari orang tua. Orang tua lebih mengutamakan anak-anaknya berbahagia  di hari Natal ini. Mereka senantiasa memberikan kebahagiaan kepada anak-anaknya, sebab bagi mereka peringatan ini hanya sekali setahun.
Memang tidak bisa kita pungkiri, penuhnya gedung gereja oleh jemaat pada perayaan puncak kelahiran Yesus Kristus menjadi moment tahunan dari rasa aman. Kelahiran Yesus ke dunia ini, seharusnya membawa zona aman bagi semua orang. Tidak hanya bagi orang kaya dan terhormat tetapi juga bagi mereka yang miskin dan disepelekan oleh dunia.
Kelahiran Yesus bisa kita maknai sebagai kemenangan bagi umat Kristen. Yesus yang lahir di kandang domba membuat kadar kedagingan kita merasakan bahwa Yesus tidak memiliki zona aman dan nyaman saat terlahir ke dunia. Hal ini memberikan pelajaran pada kita, bahwa perayaan Natal sesungguhnya bukan saja hanya mencari zona aman dan nyaman di dunia saja.
Yesus telah mengangkat segala duka cita, segala kemiskinan dan beragam masalah berdasarkan keimanan kita. Di sinilah sebenarnya zona aman yang sesungguhnya pada peryaan Natal ini.  Bahwa berkat kelahiran-Nya yang serupa dengan manusia bahkan di tempat yang hina, ini menandakan Tuhan Yesus senantiasa dekat dengan umat-Nya.
Kalau saja saat itu, Tuhan Yesus lahir di sebuah istana atau kerajaan yang mewah dengan segala gemerlap kemewahan, kita tidak akan merasa dekat dengan-Nya. Tetapi Yesus lahir begitu merakyatnya, di sebuah palungan di kandang domba, sebab saat itu kondisi tidak memungkinkan karena kelahiran Yesus menjadi incaran orang-orang yang murka.
Namun dengan penyertaan Bapa-Nya, Yesus memiliki keselamatan. Penderitaan dunia bukanlah membuat-Nya tersiksa. Sebuah palungan di kadang domba saat itu, kini menjadi sejarah keimanan umat Kristen, sebab Yesus atau Mesiaslah yang diutus Tuhan pada hari penghakiman nanti.
Ibrani 3:14-15 “Karena kita telah beroleh bagian di dalam Kristus, asal saja kita teguh berpegang sampai kepada akhirnya pada keyakinan iman kita yang semula. Tetapi apabila pernah dikatakan: pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman.”
Hal ini sudah jelas, mengapa kita masih ragu sebagai orang percaya, kita telah diselamatkan. Zona aman sesungguhnya adalah mempercayai  dan mengimani kelahiran Yesus sebab menjadi sebuah kemenangan umat Kristen. Tuhan memberikan kita zona aman yang sesungguhnya, bukan lewat kemewahan dunia, bukan lewat makanan enak-enak di hari Natal, melainkan lewat pengorbanan-Nya yang mau lahir seperti kita manusia biasa.
Bapa-Nya telah memberikan penyelamat bagi orang percaya. Yesus ditempatkan persis di tengah-tengah dunia sama seperti kita. Yesus bukanlah orang sembarangan, Dialah manusia sempurna, sebab lewat kelahiran dan kematian-Nya, kita diselamatkan. Yesus menjadi penerang bagi dunia kegelapan yang akan memberi kita zona aman sesungguhnya.
Malam kudus…….malam kudus……malam kudus, lonceng gereja bersahutan menyambut kelahiran Yesus Kristus. Selamat Hari Natal 25 Desember 2011 dan Selamat Tahun Baru 2012. Tuhan senantiasa memberkati kita melewati dan memasuki tahun baru dengan semangat dan gairah hidup baru. ***
Erwin Hartono, S.Pd
(Guru di Yayasan Pendidikan Kristen Kalam Kudus Pekanbaru
dan Anggota Jemaat HKBP Sukajadi)









Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sekolahku Sehat dan Bersih

Infografis. (Valen, Kls 6B) Kebiasaan menjaga Kebersihan Sangat diperlukan disetiap lingkungan terutama di lingkungan sekolah. Setiap anggota sekolah harus menjaga kebersihan lingkungan sekolah. Untuk menjaga kebersihan sekolah setiap warga sekolah dapat melakukan kegiatan seperti, menjauhi asap rokok, buang Sampah pada tempat nya dan lain-lain. Dengan merawat dan menjaga kebersihan. Lingkungan sekolah menjadi bersih dan lebih nyaman ketika belajar. Jika kita menjaga kebersihan sekolah, sekolah pasti menjadi lebih bersih dan terawat. Menjaga kebersihan sekolah tidak membuat kita rugi. Malahan menimbulkan banyak manfaat bagi kita dan semua orang. Banyak manfaat Jika kita merawat dan menjaga kebersihan. Seperti, lingkungan sekolah menjadi terawat dan bersih, menimbulkan kenyamanan dalam belajar, dan masih banyak lagi manfaat nya. Itu lah manfaat Jika merawat lingkungan sekolah. Dan jika lingkungan sekolah dan kelas bersih, terawat, indah, kita tentu lebih nyaman saat belajar. Tidak han

Infografis Sekolah Sehat

  Infografis Sekolahku Sehat (Asyifa / Kls 6A)

Infografis Sekolahku Bersih

Infografis (Karya: Artika/kelas 6C)