Langsung ke konten utama

SEJARAH BERDIRINYA GMII NEHEMIA

Seperti firman Tuhan dalam Galatia 4:4 “ Tetapi setelah genap waktunya dan takluk kepada hukum Taurat “ . Demikian lahirnya Gereja Misi Injil Indonesia jemaat “Nehemia” Rejosari Pekanbaru, GENAP WAKTU TUHAN mengutus tiga penatua Gereja Perkabaran Injil Indonesia (GPII) Pekanbaru (sekarang GMII), yaitu Bp. Matio.Panjaitan (almarhum), Bp. Bintang Siahaan (almarhum) dan Bp. J.Sinaga (almarhum). Mereka diutus Tuhan untuk melayani dan memulai pertama kalinya ibadah jemaat  Nehemiatepatnya pada tanggal 25 November 1990 di Jl. Hangtuah Gg. Andalas No.2 RT.02/RW.07 Rejosari (dahulu kulim) rumah keluarga bapak Sulardi. Di tempat inilah mula pertama gereja Misi Injil Indonesia jemaat Nehemia dimulai, dengan POS PEKABARAN INJILI (POS PI) dari jemaat Geraja Perkabaran Injili Indonesia (GPII) Pekanbaru yang berada di Jalan Meranti Pekanbaru dengan Jemaat mula-mula adalah Keluarga Bp. Sulardidan Kel Bp. S.P.N.Silitonga. Pembukaan ibadah Minggu ini diawali dengan Khotbah Alm. Bp. Matio Panjaitan dari Yohanes 15 :14-17.

Pada hari minggu berikutnya bergabunglah keluarga Bp. Sarkun yang sebelumnya mereka adalah anggota jemaat Gereja Sending HKBP Kulim Pekanbaru. Demikian juga bergabungnya beberapa keluarga dari anggota jemaat GPII (sekarang GMII) Kota Pekanbaru yang bertempat tinggal di Jl. Ramah kasih Gg.Murni Rejosari, yaitu keluarga Bp. M.Simamora dan Kel. J.Tampubolon dan beberapa keluarga lainnya. Setelah itu bergabung lagi keluarga Bp. Kasman Panjaitan, Keluarga Bp. Paijan Paulus Serta Keluarga Bp. Sukidi dari sekitar Jl. Hantuah. Namun pada waktu GPII terjadi perpecahan yaitu GEKARI dan GMII, Keluarga Paijan Paulus masuk menjadi anggota Gereja GEKARI dan kami semua tetap dalam Gereja Misi Injil Indonesia.

Pada beberapa tahun sesudah kami beribadah di Jl. Hangtuah Gg. Andalas No.2 Jemaat POS PI Rejosari pernah membeli sebidang tanah di Jalan Indrapuri berukuran 40 m x 100 m (4000 m) yang direncanakan untuk tempat Ibadah (Gereja), Namun karena jauh dan pada waktu itu kendaraan untuk ke tempat itu sangat sulit, juga jemaat yang bertempat tinggal di Jl. Ramah Kasih cukup jauh, maka pergumulan itu kami sampaikan kepada Almarhum Bp. Matio Panjaitan dengan sukacita mempersembahkan sebidang tanah miliknya yang berbeda di Jl. Ramah Kasih seluas 30 m x 22 m (660 m) untuk dibangun GEDUNG GEREJA GMII “NEHEMIA”.

Maka dimulailah pembangunan Gedung Gereja GMII “Nehemia” dengan biaya dari penjualan tanah yang berada di Jl Indrapuri, serta bantuan dari beberapa keluarga yang terbeban untuk pembangunan Rumah Tuhan dengan menggunakan design bangunan yang dirancang oleh Bp. Yohanes Wiyarno. ”Maka berkemaslah kepala-kepala kaum keluarga orang yahuda dan orang Benyamin,serta para imam dan orang-orang Lewi, yakni setiap orang yang hatiny digerakkan Allah untuk berangkat pulang dan mendirikan Rumah Tuhan yang ada diYerusalem” Ezra 1:5. Bagaimana semangat orang Israel dalam Firman Tuhan ini demikian juga semangat Jemaat GMII Pos PI dalam memulai pembangunan Gedung Gereja. Namun beberapa waktu kemudian datanglah satu mobil anggota Satpol PP dan satu mobil anggota Brimob dari Kepolisian untuk memberhentikan pembangunan gedung Gereja dan bangunan diberi SEGEL, alat-alat tukang semua disita dan dibawa oleh Satpol PP. Kejadian ini membuat kami untuk kembali berdiam diri dalam melanjutkan pembangunan gedung Gereja. Bahkan saya (SULARDI) dipanggil menghadap Pak Lurah Rejosari untuk mempertanggungjawabkan apa yang dilakukan dalam pembangunan gedung Gereja GMII POS PI Rejosari, bahkan dipanggil ke Koramil/Babinsa, Tata Kota Pekanbaru, serta Kepolisian Pekanbaru. Puji Tuhan, Allah mengutus Bp. D. Tarigan (Polisi) untuk mengurus alat-alat tukang yang disita Satpol PP dan dapat diambil kembali. Namun pembangunan terhenti sampai beberpa tahun.

Terhentinya pembangunan tidak membuat kami undur membangun Rumah Tuhan dengan dimotivasi oleh Pdt. Siduhu beserta ibu membawa kami untuk meminta pertolongan Tuhan dengan diadakannya DOA dan PUASA. Sambil melakukan Doa dan Puasa, pengurus gereja melakukan pendekatan kepada pemerintah setempat (RT, RW, dan KELURAHAN) serta masyarakat Jalan Ramah Kasih Gg. Murni. Akhirnya dapat diadakan musyawarah pemuka masyarakat Ramah Kasih dengan anggota Gereja GMII POS PI Rejosari, diadakan di rumah Pak RT yaitu Bp. Dalijo yang juga dihadiri oleh RW serta Lurah Rejosari. Pertemuan ini menghasilkan keputusan: Pembangunan dapat dilanjutkan hingga dapat dipakai untuk beribadah.

Banyak kenangan indah yang kami alami selama melaksanakan ibadah di rumah keluarga kami, terutama saat ada perayaan (Natal dan Paskah). Keterbatasan ruangan di rumah tinggal menyebabkan perayaan harus dilaksanakan di teras dan halaman. Jemaat harus bergotong royong untuk memasang tenda (saat itu masih zaman terpal/plastik biru) dan membuat pentas dadakan dengan menyusun beberapa lembar papan serta melaksanakan dekorasi. Kondisi cuaca terutama saat bulan Desember yang sering hujan menjadi tantangan tersendiri saat perayaan Natal. Di tengah-tegah acara perayaan Natal berlangsung sebagian jemaat harus berbagi tugas mengatasi air hujan yang tertampung di tenda plastik biru maupun limpasan air hujan yang mengalir di halaman rumah dan sudah tentu selesai acara akan meninggalkan bekas pijakan pada halaman  rumah seperti sawah yang baru selesai dibajak.  Puji Tuhan, semua itu kami jalani dengan sukacita selama hampir 10  tahun.   

Pemakai gedung Gereja GMII Pos PI Rejosari diawali oleh anak-anak Sekolah Minggu pada akhir tahun 1998 serta pada awal

tahun 1999 para pemuda-pemudi pindah dari Jl. Andalas no.2 ke Gedung Gereja Jl. Ramah Kasih. Pada awal Maret 1999 ibadah jemaat dewasa menggunakan gedung Gereja GMII POS PI Rejosari.

Bahkan berkat Tuhan terus mengikuti Jemaat GMII POS PI Rejosari, “Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku, dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang Masa “Mazmur 23:6 demikian halnya dengan diberikan sebidang tanah untuk pastori (rumah hamba Tuhan) yang terletak di depan gedung Gereja GMII POS PI Rejosari oleh keluarga Almarhum Bp Matio Panjaitan. Tidak hanya sampai di situ bahkan pada tanggal 16 Desember 2001 Gereja GMII POS PI Rejosari di DEWASAKAN oleh Ketua Sinode GMII Pdt. Dr. Dicky Ngelyaratan menjadi GEREJA MISI INJILI INDONESIA JEMAAT “NEHEMIA”. Nama ini diberikan oleh Almarhum Bp. Matio Panjaitan.

Demikianlah cerita ini kami sampaikan sebagai kenangan sejarah berdirinya Gereja Misi Injil Indonesia Jemaat “Nehemia” yang dilayani oleh beberapa hamba Tuhan yang diutus oleh sinode GMII silih berganti.

Disusun Oleh,

 

               Pnt. Soelardi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sekolahku Sehat dan Bersih

Infografis. (Valen, Kls 6B) Kebiasaan menjaga Kebersihan Sangat diperlukan disetiap lingkungan terutama di lingkungan sekolah. Setiap anggota sekolah harus menjaga kebersihan lingkungan sekolah. Untuk menjaga kebersihan sekolah setiap warga sekolah dapat melakukan kegiatan seperti, menjauhi asap rokok, buang Sampah pada tempat nya dan lain-lain. Dengan merawat dan menjaga kebersihan. Lingkungan sekolah menjadi bersih dan lebih nyaman ketika belajar. Jika kita menjaga kebersihan sekolah, sekolah pasti menjadi lebih bersih dan terawat. Menjaga kebersihan sekolah tidak membuat kita rugi. Malahan menimbulkan banyak manfaat bagi kita dan semua orang. Banyak manfaat Jika kita merawat dan menjaga kebersihan. Seperti, lingkungan sekolah menjadi terawat dan bersih, menimbulkan kenyamanan dalam belajar, dan masih banyak lagi manfaat nya. Itu lah manfaat Jika merawat lingkungan sekolah. Dan jika lingkungan sekolah dan kelas bersih, terawat, indah, kita tentu lebih nyaman saat belajar. Tidak han

Infografis Sekolah Sehat

  Infografis Sekolahku Sehat (Asyifa / Kls 6A)

Infografis Sekolahku Bersih

Infografis (Karya: Artika/kelas 6C)